Rame diberitakan tentang rencana PT Medikaloka Hermina Tbk, holding dari RS Hermina, yang akan membangun rumah sakit bertaraf internasional di Kawasan Ibukota Negara (IKN) Nusantara.  Pihak Hermina sendiri telah menyiapkan anggaran 250 milyar untuk pembangunan rumah sakit internasional dengan kapasitas 100 tempat tidur pada tahap awal dimana desan rumah sakit tersebut akan berkonsep green dan smart hospital.

Sejarah Hermina diawal di tahun 1985 dengan dibukanya rumah sakit bersalin di Jakarta yang ditahun 1989 ditingkatkan menjadi rumah sakit ibu dan anak (RSIA). Pada tahun 1999, status Hermina berubah dari organisasi nirlaba menjadi korporasi dengan nama PT Medikaloka Hermina. Kemudian di tahun 2018, Hermina menjadi perusahaan terbuka dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham HEAL. Hingga tahun 2022, Hermina telah memiliki jaringan 45 rumah sakit yang berada di 34 kota di Indonesia dengan jumlah 6.163 tempat tidur.

Salah satu keunggulan kompetitif dari Hermina adalah model bisnis ”kemitraan dokter” yang menjaring tenaga dokter spesialis yang berputasi sebagai mitra usaha. Dengan model ini, rumah sakit baru dibuka melalui kemitraan dengan dokter spesialis yang sudah dikenal yang memiliki kesempatan untuk memiliki saham dalam rumah sakit tersebut, serta menerima bagian deviden dari kegiatan usaha rumah sakit. Kemitraan ini terlihat dari komposisi pemegang saham PT Medikaloka Hermina Tbk, dimana lebih dari 50%-nya, tepatnya 54,82% adalah pemegang saham perorangan.

Hal ini membuat Hermina menjadi emiten rumah sakit dengan jumlah rumah sakit terbanyak di banding rumah sakit lain yang terdaftar di bursa efek indonesia. Mengalahkan RS Siloam yang didukung oleh Grup Lippo yang sudah malang-melintang di dunia bisnis.

Hermina memiliki Visi mewujudkan perseroan yang memiliki jaringan rumah sakit yang tumbuh, sehat dan berumur panjang. Visi tersebut didukung oleh misi untuk :

  • Melakukan upaya berkelanjutan untuk menambah jaringan rumah sakit dan meningkatkan kinerja jaringan rumah sakit melalui penambahan jenis dan jumlah pelayanan rumah sakit.
  • Menjalankan fungsi dan peran departemen di Perseroan sebagai konseptor, fasilitator, koordinator, supervisor dan pembinaan untuk mendukung jaringan rumah sakit.
  • Menjalankan pengelolaan Perseroan secara profesional untuk mencapai efisiensi dan efektifitas yang tinggi dengan mempunyai rasio keuangan yang sehat dengan mengutamakan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
  • Melakukan peran kaderisasi untuk menghasilkan eksekutif yang profesional, loyal dengan mewariskan sistem dan value kepada generasi selanjutnya secara mulus dan lancar.

Guna mengawal visi dan misi tersebut, Hermina menetapkan Corporate Values atau nilai perusahaan TRUST sebagai nilai inti yang menekankan pada kepercayaan pelanggan dan stakeholder lainnya. TRUST sebagai nilai inti didukung oleh tiga nilai utama yaitu Komitmen, Keterbukaan dan Kompetensi.

Untuk memastikan visi, misi dan nilai perusahaan diterapkan oleh seluruh karyawan, Hermina telah berinvestasi dalam pelatihan dan pengembangan SDM karyawan yang meningkat dari tahun ke tahun dimana meningkat 10,40% di tahun 2022 dibanding tahun sebelumnya atau mencapai Rp 28.1 milyar.

Kembali kepada rencana Hermina untuk membangun rumah sakit bertaraf internasional di IKN, seberapa mampu Hermina dan dari mana dananya.

Ada 3 sumber dana yang bisa digali oleh perusahaan untuk melakukan pengembangan usahanya yaitu laba ditahan, penerbitan saham baru (right issue) dan menambah utang. Mari kita lihat ketiganya dari laporan keuangan Hermina terakhir yaitu di tahun 2022.

Sumber pertama, laba ditahan. Berdasar laporan keuangan 2022, laba ditahan adalah Rp 378 milyar. Lebih dari cukup untuk membangun rumah sakit di IKN yang dianggarkan Rp 250 milyar. Namun kurang bisa memberikan kesempatan bagi Hermina untuk menambah jaringan rumah sakit lagi.

Sumber kedua adalah dari penerbitan saham baru. Nilai pasar Hermina saat ini adalah Rp 19,77 triliun. Untuk mendapatkan Rp 250 milyar sebagai anggaran pembangunan rumah sakit di IKN, Hermina cukup menerbitkan sekitar 2% saja maka akan ada dana masuk dari investor baru sebesar Rp 395,4 milyar. Namun harus dibandingkan dengan biaya penerbitan saham baru dan rencana jangka panjang Hermina. Hermina punya peluang untuk mendapatkan dana dari investor baru 10% dari nilai pasar saat ini atau setara dengan Rp 1,977 triliun. Namun hal ini harus dibarengi dengan rencana yang matang agar dana tersebut bisa memberikan penambahan pendapatan dan keuntungan bagi perusahaan.

Dari 2 sumber tersebut sebenarnya sudah cukup bagi Hermina untuk membangun rumah sakit bertaraf internasional di IKN. Apalagi jika ditambah dengan sumber pendanaan ketiga yaitu menambah hutang. Rasio maksimal antara hutang dan ekuitas adalah 1 atau 100%. Berdasar laporan keuangan 2022 dimana total hutang Hermina adalah Rp 2,906 triliun dan total ekuitas adalah Rp 7,591 triliun maka rasio antara hutang dan ekuitas baru 0,38 atau 38%. Artinya Hermina masih bisa mencari tambahan hutang sebesar 62% dari ekuitasnya atau sekitar Rp 4,706 triliun. Amat sangat lebih dari cukup kalau hanya untuk membangun 1 rumah sakit di IKN.

Dengan peluang tersebut, semestinya Hermina bisa lebih banyak menambah jaringan rumah sakit bukan hanya di ibukota negara, mungkin juga bisa menambah jaringan rumah sakit di ibukota propinsi. Dari 34 kota yang ada RS Hermina, belum semuanya tersebar merata di ibukota propinsi. Masih banyak ibukota propinsi yang belum punya jaringan rumah sakit Hermina, masih banyak terkonsentrasi di pulau Jawa. Dengan tersebarnya jaringan rumah sakit Hermina ke seluruh ibukota propinsi akan semakin membantu pemerintah dalam memberikan pemerataan layanan kesehatan.

Hermina sangat mampu…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *